Entri Populer

09 Januari 2011



MATA SEBAGAI PANCA INDRA MANUSIA




Disusun oleh:
YULHAIMI FEBRIANTORO


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima (panca indra), yaitu:
  1. Indra penglihat (mata)
  2. Indra pendengar (telinga)
  3. Indra peraba (kulit)
  4. Indra pengecap (lidah)
  5. Indra pencium (hidung).
Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor. Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor. Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.
Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mata sebagai salah satu panca indra pada manusia. Mata merupakan salah satu alat indra yang sangat penting bagi manusia, karena dengan mata kita dapat melihat keadaan di sekitar kita. Untuk itu kita harus menjaga mata kita agar tidak terkena gangguan yang dapat mengganggu penglihatan kita yang berujung pada kelainan atau penyakit yang dapat menyerang mata kita. Sehingga kita perlu tahu apa fungsi mata, bagian apa saja yang menyusun bola mata kita serta penyakit-penyakit atau kelainan yang dapat menyerang mata dan kita dapat melakukan pencegahan dini bila mata kita mempunyai tanda-tanda terkena kelainan. Perlu kita ketahui mata kita yang berbentuk bulat seperti bola mempunyai 3 lapisan yaitu lapisan luar (fibrus), lapisan tengah(vaskuler) dan lapisan dalam (lapisan syaraf). Kelaian pada mata seperti miopi, hipermetropi, presbiopi, astimagtisme dll. Di harapkan setelah kita mengetahui beberapa bagian penyusun bola mata beserta fungsinya kita bisa menjaga mata kita agar tidak terkena penyakit maupun kelainan yang dapat menyerang mata kita.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah yang berjudul “Mata Sebagai Panca Indra Manusia”, penulis mempunyai batasan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu
1. Struktur dan bagian mata sebagai indra penglihatan.
2. Proses melihat
3. Penyakit atau kelainan pada mata.
1.3 Tujuan
Ada beberapa tujuan yang ingin di capai dalam pembuatan makalah ini:
1. Mengetahui indera penglihatan pada manusia.
2. Untuk mengetahui struktur dan peranan dari organ indera penglihatan.
3. Mengetahui proses melihat suatu benda.
4. Untuk mengetahiu gangguan apa saja yang bisa timbul pada indera penglihatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Struktur Mata
2.1.1 Otot Mata
Terdapat enam otot penggerak bola mata, empat diantaranya lurus (rektus superior, inferior, medial, dan lateral), dua yang lain agak serong yaitu otot oblik (inferior dan superior). Berikut ini tabel gerakan otot pada bola mata :
Otot
Menghasilkan gerakan
Saraf kranial
1. Rektus superior
2. Rektus inferior
3. Rektus medialis
4. Rektus lateralis
5. Oblique superior
6. Oblique inferior
Ke atas
Ke bawah
Ke dalam arah hidung
Jauh dari hidung
Ke bawah dan masuk
Ke atas dan keluar
Okulomotor (III)
Okulomotor (III)
Okulomotor (III)
Abducens (VI)
Trochlear (IV)
Okulomotor (III)
Otot-otot tersebut terletak disebelah dalam orbita dan bergerak dari didnding tulang orbita untuk dikaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea mata. Gerakan mata sacara serentak, dalam arti kedua bola mata bergerak bersamaan ke kanan atau ke kiri ke atas atau ke bawah dan seterusnya. Serabut-serabut saraf yang melayani otot-otot ini adalah nervi motores okuli yaitu saraf kranial ketiga, keempat dan keenam. Akibat dari adanya paralisa pada sebuah atau beberapa otot, maka mata kita tidak dapat mengarah secara serentak lagi, maka timbullah apa yang dinamakan mata juling atau strabismus, keadaan seperti ini dapat terjadi karena sifat bawaan ataupun diperoleh kemudian.
2.1.2 Bola Mata
Mata dilukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lonjong dan bukan bulat seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah kira-kira 2,5 cm, bagian depannya bening, serta terdiri dari tiga lapisan :
1. Lapisan luar, fibrus, yang merupakan lapisan penyangga
2. Lapisan tengah, vaskuler
3. Lapisan dalam, lapisan syaraf


http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-10a-1.jpg

Gbr. Struktur bola mata dilihat dari samping
Gbr. Struktur bola mata dilihat dari samping
a. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat, membentuk putih mata. Berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.
b. Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam, merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang merupakan ranting-ranting arteria oftalmika cabang dari arteria karotis interna serta pemberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk korpus siliare yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna sebagai penentu apakah sebuah mata itu berwarna biru, coklat kelabu dan sebagainya. Korpus siliare berisi serabut otot sirkuler dan serabut-serabut yang letaknya seperti jari-jari sebuah lingkaran. Semuanya ini bersama-sama membentuk traktus uvea, yang terdiri dari iris, korpus siliare dan serabut khoroid, peradangan pada masing-masing bagian berturut-turut disebut iritis, siklitis dan khoriditis atau bersama-sama disebut uveitis. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Korpus siliare membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot korpus siliare akan mengatur cembung pipihnya lensa.
c. Retina
Merupakan lapisan sarafi pada mata yang peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta. Terdiri dari sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf,batang-batang dan kerucut, semuanya termasuk dalam konstruksi retina, yang merupakan jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls syaraf dari luar menuju diskus optik yang merupakan titik dimana saraf optik meninggalkan biji mata. Titik ini disebut bintik buta, oleh karena tidak mempunyai retina. Bagian yang paling peka pada retina adalah makula, yang terletak tepat external terhadap diskus optik, persis berhadapan dengan pusat pupil.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis. Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.
Kornea yang merupakan bagian depan mata yang transparan dan bersambung dengan sklera yang putih dan tidak tembus cahaya, terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan tepi adalah epitelium berlapis yang bersambung dengan konjungtiva.
Bilik anterior (kamera okuli anterior), yang terletak antara kornea dan iris.
Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput khoroid yang berisi dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos yang berfungsi mengecilkan dan memlebarkan ukuran pupil.
Pupil merupakan bintik tengah yang berwarna hitam, sebagai celah dalam iris untuk tempat cahaya masuk sampai ke retina.
Bilik posterior (kamera okuli posterior) terletak diantara iris dan lensa. Baik bilik anterior maupun bilik posterior diisi dengan aqueus humor.
Aqueus humor merupakan cairan yang berasal dari badan siliari dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran Schlemm.
Lensa adalah sebuah benda transparan bikonvex (cembung depan belakang) yang terdiri dari beberapa lapisan. Lensa terletak persis dibelakan iris, merupakan organ fokus utama yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat menjadi bayangan yang jelas pada retina. Membran yang dikenal sebagai ligamentum suspensorium terdapat di depan maupun di belakang lensa yang berfungsi untuk mengaitkan lensa pada badan siliari. Bila ligamentum suspensior mengendur maka lensa mengkerut dan menebal, sebaliknya bila ligamen menegang, lensa menjadi gepeng. Mengendornya lensa dikendalikan oleh kontraksi otot siliari.
Vitreus humor adalah cairan yang berwarna putih seperti agar-agar yang mengisi daerah sebelah belakang biji mata, mulai dari lensa hingga retina. Vitreus humor berfungsi memberi bentuk dan kekokohan pada mata serta mempertahankan hubungan antara retina dengan selaput khoroid dan sklerotik.
2.2 Proses Melihat
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.
Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut daya akomodasi.
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-10a-2.jpga. Akomodasi mata saat melihat jauh

b. Akomodasi mata saat melihat dekat
Perlu diketahui bahwa jarak antara lensa mata dan retina selalu tetap. Sehingga dalam melihat benda-benda pada jarak tertentu perlu mengubah kelengkungan lensa mata. Untuk mengubah kelengkungan lensa mata, yang berarti mengubah jarak titik fokus lensa merupakan tugas otot siliar. Hal ini dimaksudkan agar bayangan yang dibentuk oleh lensa mata selalu jatuh di retina. Pada saat mata melihat dekat lensa mata harus lebih cembung (otot-otot siliar menegang) dan pada saat melihat jauh lensa harus lebih pipih (otot-otot siliar mengendor). Peristiwa perubahan-perubahan ini disebut daya akomodasi.
Daya akomodasi (daya suai) adalah kemampuan otot siliar untuk menebalkan atau memipihkan kecembungan lensa mata yang disesuaikan dengan dekat atau jauhnya jarak benda yang dilihat.
Manusia memiliki dua batas daya akomodasi (jangkauan penglihatan) yaitu :
1.
titik dekat mata (punctum proximum) adalah jarak benda terdekat di depan mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal (emetropi) titik dekatnya berjarak 10cm s/d 20cm (untuk anak-anak) dan berjarak 20cm s/d 30cm (untuk dewasa). Titik dekat disebut juga jarak baca normal.
2.
titik jauh mata (punctum remotum) adalah jarak benda terjauh di depan mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal titik jauhnya adalah “tak terhingga”.
2.3 Kelainan Pada Mata
Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40 tahun - 50 tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut presbiopi atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada anak-anak, disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut hipermetropi rabun jauh dapat ditolong dengan lensa cembung.
Miopi atau rabun dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina. Pada mata dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada anak-anak.
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/Image/2-10a-3.jpgAstigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk menolong orang yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.
Gbr. Kelainan mata : (a) Miopi, (b) Hipermetropi
Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.
Glaukoma ditimbulkan oleh adanya penambahan tekanan dalam mata yang dapat akut ataupun kronik. Glaukoma disebabkan oleh adanya cairan dalam bilik anterior yang belum sempat dialirkan keluar, sehingga tegangan yang ditimbulkan dapat menimbulkan tekana pda saraf optik, yang lama kelamaan dapat menghilangkan daya melihat pada mata.
Trakhoma adalah salh satu bentuk peradangan konjungtivitis sebagai akibat infeksi virus pada konjungtiva, trakhoma merupakan penyebab kebutaan utama pada manusia.
Konjungtivitis atau peradangan pada konjungtivita, dapat akut atu kronik yang disebabkan oleh berbagai jenis orgainisme. Gejalanya mata terasa panas dan seolah-olah mengandung pasir, kelopak mata bengkak, konjungtiva berwarna merah, mata berair serta tidak tahan cahaya atau fotofobia.
Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun. Penderita buta warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu, misalnya warna merah, hijau, atau biru. Buta warna tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
Hemeralopi adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. Penderita rabun senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari. Keadaan seperti itu apabila dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan dapat menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan.
Kelainan-kelainan mata yang lain adalah:
  • Imeralopi (rabun senja): pada senja hari penderita menjadi rabun
  • Xeroftalxni: kornea menjadi keying dan bersisik
  • Keratomealasi: kornea menjadi putih dan rusak.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Mata merupakan indera penglihatan yang terdiri dari tiga bagian yaitu lapisan luar (fibrus), yang merupakan lapisan penyangga, lapisan tengah (vaskuler), lapisan dalam (lapisan syaraf). Struktur mata terdiri dari kornea, bilik anterior, iris, pupil, bilik posterior, aqueus humor , lensa, vitreus humor. Dalam bergerak bola mata dibantu oleh enam macam otot penggerak yaitu rektus superior (ke atas), rektus inferior (ke bawah), rektus medialis (kedalam arah hidung), rektus lateralis (jauh dari hidung), oblique superior (ke bawah dan masuk), oblique inferior (ke atas dan keluar). Proses kita melihat suatu benda adalah ketika sinar masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar dan disalurkan ke otak melalui sel saraf dan kita dapat melihat suatu benda. Beberapa kelainan pada mata adalah presbiopi, hipermetropi, miopi, astigmatisma, katarak, glaucoma, trachoma, konjungtivitis, imeralopi (rabun senja), keratomealasi, xeroftalxni, buta warna, hemeralopi.
3.2 Saran
Setelah kita mengetahui bagian dan fungsi dari mata beserta penyakit atau kelainan yang dapat menyerang mata nendaknya kita berhati-hati untuk menjaga dan merawat mata agar tetap sehat sehingga penglihatan kita akan berjalan secara normal.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 2006. Antomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:PT Gramedia Pustaka.
http://www.koran-jakarta.com
http://sidikpurnomo.net/alat-alat-optik.html
http://kambing.ui.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar